Minggu, 20 Agustus 2017

Jokowi: Biarkan Indonesia Berbeda-beda, Tidak Usah Dipersamakan


Presiden Joko Widodo selalu menyisipkan kuis-kuis bernuansa keberagaman di setiap kesempatan interaksi yang melibatkan orang banyak. Menurutnya, segala keragaman di Indonesia harus dihargai dan tak perlu diseragamkan. 

"Kita ini berbeda-beda, ya biarkan berbeda-beda. Tidak usah harus dipersamakan. Tidak usah," kata Jokowi di depan ribuan warga yang menghadiri pembagian sertifikat tanah di Lapangan Park and Ride, Jl MH Thamrin.

Ragam perbedaan adalah kekayaan bangsa. "Yang penting kita harus besatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.

Dia mengingatkan bahwa Indonesia punya 17 ribu pulau, 516 kabupaten dan kota, 34 provinsi. Ada 714 suku di Indonesia dan 1.100 bahasa daerah yang dituturkan masyarakat. 

"Betapa sangat besar negara kita," ujarnya.

Dia mengambil contoh di Sumatera Utara, suku Batak punya beragam dialek, tak terkecuali dalam pengucapan kata sapaan. Ada 'horas majua-jua!', ada 'jua-jua'! yang diucapkan di masyarakat kawasan tengah, dan ada 'yaahowu' yang diucapkan masyarakat bagian selatan sampai Nias. Jokowi awalnya tidak bisa membedakan, namun dia belajar dan akhirnya sedikit mengerti.

Selanjutnya, Jokowi memberikan kuis-kuis berhadiah sepeda yang selalu dinantikan di setiap acara seperti ini. Kuis itu berisi 'sebutkan tujuh suku di Indonesia', 'sebutkan lima sila dalam Pancasila', 'sebutkan 10 provinsi yang ada di Indonesia', 'sebutkan 10 nama kabupaten/kota di Indonesia', atau 'sebutkan 10 nama pulau di Indonesia'. Tak semua lancar menjawab. Misalnya saat ditanya pulau, salah satu warga Kebayoran Baru bernama Jarwo Susilo sempat salah memberi jawaban, "Pulau Gadung."

"Pulau Gadung itu terminal (Pulogadung), bukan pulau," timpal Jokowi yang membuat ribuan orang tertawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengantin Baru, Ini Persiapan Keuangan yang Harus Dilakukan Setelah Menikah

Banyak orang mengatakan bahwa perjalanan hidup seseorang benar-benar baru dimulai setelah menikah . Jika dahulu segala prioritas bisa dip...